Berawal Dari Facebook

Jalan cerita dalam kehidupan kita memang kita takkan pernah tau, karena hidup memang nerupakan sebuah misteri yang tak bisa kita prediksi sedikitpun. Jangankan esok hari, satu menit dari sekarang saja kita tidak tau apa yang akan terjadi pada diri kita sendiri. Sebuah kebahagiaankah atau sebaliknya, hanya Dia Yang Maha Mengetahui. Kita hanya bisa berencana sedangkan yang menentukan sebuah rencana hanyalah Dia. Begitu juga yang terjadi dalam hidupku, sebuah cerita yang tak pernah aku mimpikan sebelumnya tercipta mewarnai hidupku.

Berawal dari celah kecil sipojok kanan bawah sebuat jejaring social buatan Mark Zukerberg cerita itu dimulai. Mencoba tuk mengenal seseorang yang sebelumnya tidak pernah kusangka akan berada di friends list Facebookku karena memang aku tidak kenal sama sekali. Mencoba dekat dan lebih mengenal lebih jauh jiwa yang kurasa begitu tulus. Walau hanya menjalin sebuah persahabatan melalui online tanpa pernah bertemu mesti hanya setengah detikpun.

Seorang karyawan di kota Kediri. Bukan hanya bekerja dikantor itu saja, namun tak jarang harus tugar luar daerah, ke Jakarta, Kalimantan, bahkan ke Papua. Pekerjaan yang membutuhkan semangat dan kecintaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Kalau tidak, mungkin akan sangat membosankan.

Komunikasipun berjalan walau tidak begitu rutin tiap hari, karena komunikasi hanya dapat dilakukan via online. Walaupun sama-sama punya handphone, tapi waktu itu kami belum sempat untuk bertukar nomor hp. Dan waktu itu itu juga, mengakses internet bagiku tidaklah terlalu mudah seperti sekarang ini, karena aku tidak memiliki sebuah perangkat yang bisa menyambungkan laptop bututku dengan internet.


Seiring waktu yang berjalan begitu cepat, komunikasipun semakin lancar. Dan pada suatu malam, ketika chatting dengan dia, dia mengutaran sebuah pertanyaan yang tak pernah aku sangka sebelumnya. Karena memang selama ini aku tak pernah berfikiran ke arah itu. Aku menjawab apa adanya dan perubahan terlihat nampat begitu jelas setelah dia mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diutarakan. 


Sejak itu dia tidak lagi terlihat di daftar teman yang online. Pun seandainya dia online dan melihat aku sedang online, diapun langsung log out. Ini menimbulkan beragam pertanyaan di dalah hatiku, mengapa hal itu terjadi. Orang yang ku anggap dekat denganku tiba-tiba berubah begitu saja.


Lama berselang dan tibalah disuatu malam di akhir November 2010, kebetulan saja waktu itu aku sedang online, tak lama kemudian terlihatlah dia di daftar temanku yang sedang online. Kucoba utuk menyapa, dan Alhamdulillah untuk pertama kalinya dia menjawab pertanyaanku. Menjawab apa adanya mengapa dia menghindar saat aku menyapa. “Ternyata angin spoi bertiup hanya sekali”


Sejak itu juga hubungan pertemenan terjalin seperti sebelumnya. Aku semakin deket dan komunikasipun tidak hanya lewan online saja. Komunikasi lewah hp-pun sering sekali, bahkan disela-sela istirahat kerja kamipun saling kontak. Hubungan tak lagi sebatas teman, namun kini lebih dari itu.

Aku mengenalnya lebih jauh, namun setelah aku mengenalnya rasa minderpun hadir dalam hatiku. Aku menyadari akan sebuah keadaan yang begiru jauh berbeda. Dia orang berada, sedangkan aku hanyalah aku dengan keadaan yang begini adanya, hidup dilingkungan keluarga yang sangat sederhana. 
Namun tak dapat aku pungkiri, dia sangat baik kepadaku, bahkan bunda dan keluarganyapun baik sekali kepadaku walaupun hanya komunikasi lewat hp dan internet. Dan jujur aku katakana “ dialah orang yang sangat baik dalam hidupku setelah orang tua dan keluargaku”. Makasi banyak atas smuanya, aku tidak bisa membalas kebaikanmu selama ini.


Waktu tak dapat aku hentikan dan semua orangpun tak akan peernah dapat melakukannya. Jalan hidup memang tak selamanya baik, walaupun semua orang menghendaki kebaikan itu. Namun Yang Maha Menguasai hidup kita berkehendak lain. Dia mengalami sebuah penyakit yang tidak pernah dia,keluarga, dan aku sangka, dia mengidap penyakit kanker rahim. Mendengarnya saja membuatku merasa ngeri, karena selama ini yang aku tahu penyakit itu memang ngeri.


Diapun menjalani sebuah perawatan dan bahkan operasi disebuah rumah sakit di kota Surabaya hingga beberapa kali. Namun sayanf….aku tak bisa menemaninya disana, hanya do’a dan sebuah harapan yang mampu aku berikan. Dia hanya bersama bunda dan sepupunya. Namun setelah merasa sembuh sedikit saja, walaupun dia dilarang oleh orang tua, dia ngotot masuk kerja lagi, bahkan sampai pergi menjalankan tugas di luar daerah. Aku mengingat kata-katanya yang mengatakan “ aku bosen disini, berbaring saja, ga boleh ngapa-ngapain”. Tapi aku hanya bisa membujuk harus dirawat dulu sampai benar-benar sembuh baru kerja lagi. Dia memang karyawan yang sangat bertanggung jawab atas pekerjaan. Namun walaupun begitu, tak sedikit temannya yang harus iri hati akan keberadaannya disana.


Karena pernah mengalami operasi, mestinya tidak harus bekerja berat seperti sebelum menjalani operasi. Karena ditakutkan akan kambuh lagi jika mengalami kelelahan. Dan tak bisa dielakkan, diapun harus keluar masuk rumah sakit lagi, bahkan dia menganggap rumah sakit adalah rumah ke-2 setelah rumahnya di Kediri. Walau di rumah sakit, komunikasipun masih lancar, meskipun tak sesering sewaktu dia masih sehat dan aku sangat memaklumi hal itu. 


Bulan januari di awal tahun baru 2012 diapun masih di rawat di rumah sakit Surabaya. Dan cerita yang kudengar dari sepupunya yang sering mengajak aku berkomunikasi tanggal 13 januari dia akan dirawat di rumah sakit Singapura. Sejak tanggal 13 itupun tidak ada komunikasi antara kami. Sepi……


Namun dalam tak hentinya aku berharap dan selalu berdo’a dia diberikan kesembuhan oleh-Nya. Memberikan orang yang begitu ikhlas dan baik hati kesehatan hingga bisa tersenyum kembali seperti sedia kalanya..


1 comments:

Ikut terharu mendengar kisahnya..
So sweet tp sedikit sedih..
Yg sabar aj ya Mas Khocet..
Tuhan pasti mendengar doa kita kok..