Tampaknya menjadi sebuah kemestian jika setiap manusia tertuntut untuk selalu bersyukur kepada Allah Sang Mahaagung bagaimana tidak teramat banyak nikmat Allah yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Meski manusia senantiasa berbuat dosa dan kerusakan serta melakukan pertumpahan darah, sebagaimana terungkap dalam sebuah dialog antara para malaikat dan Allah Swt, ketika Sang Maha Pencipta berkehendak untuk menempatkan khalifahnya (manusia di muka bumi) :
“Dan ketika Allah berkata kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan (menempatkan) manusia di muka bumi”. malaikat kemudian menjawab: “Mengapa Engkau akan menempatkan makhluk yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ? Sedangkan kami senantiasa bertasbih dan mensucikan Eng-kau”. Kemudian Allah berfirman: “Sesungguhnya aku Maha Mengetahui apa yang kamu tidak ketahui” (Al Baqarah(2):30)
Nikmat Allah yang paling besar bagi manusia setelah iman dan Islam adalah nikmat dikaruniai-Nya maaf atau ampunan. Nikmat ini senantiasa diberikan Allah kepada setiap manusia, meski manusia terus-terusan melakukan perbuatan dosa. Namun tentunya dengan sebuah catatan, bahwa manusia yang diberikan nikmat ini hanya manusia yang senantiasa menyadari setiap perbuatan dosanya, dan utuk itu dia memohon maaf kepada Allah Swt. Oleh karena itulah Allah kemudian memberi gelar diri-Nya Al Afwu, Yang Maha Pemaaf. Firman-Nya dalam surat An-Nisaa (4) ayat 149 :
“JIka kamu menyatakan sesuatu kebaikan menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa”.
Lebih banyak kata pemaaf yang Allah tujukan buat memperlihatkan kebesaran-Nya, namun demikian ada sebuah ayat dalam Al-quran yang menyeru kepada manusia untuk meniru salah satu sifat Allah tersebut: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” (Al A’raaf(7):199).
Nampaknya hadits Rasulullah Saw berikut ini menjelaskan maksud kenapa Allah Swt menyeru manusia untuk memiliki sifat pemaaf “Barangsiapa melakukan tiga hal berikut ini, ia akan dihisab dengan mudah dan akan masuk surga dengan rahmat-Nya: Pertama memberi kepada orang yang bakhil; kedua, silaturahmi dengan orang yang memutuskannya; ketiga, memberi maaf kepada orang yang zalim” (HR. Ath-Thabrani).
Dengan demikian janji Allah bagi orang-orang yang memiliki sifat pemaaf, sehingga hal itu akan tercermin pada pribadinya yang senantiasa ringan melaksanakan apapun perintah Allah, indah akhlaqnya dan memiliki pesona tersendiri.
1 comments:
@Renato...TQ
Done