Saudaraku yang baik, negeri kita sudah terlalu lama dijajah sehingga meskipun ada peluang untuk kaya tetap saja jiwanya miskinnya , akibatnya korupsi terjadi di mana-mana padahal yang diambil adalah harta hak orang lain dan dia sendiri tidak menikmatinya karena rezeki itu sudah ada ukurannya.Allah Maha Kaya. Dialah Yang Menciptakan kebutuhan dan Yang Menciptakan jalan kebutuhan dan satu-satunya yang bisa menjamin kebutuhan kita. Allah menciptakan manusia begitu cermat. Allah yang Maha Tahu menyiapkan segala kebutuhan yang sudah ada di alam ini. Kebutuhan kita sudah lengkap. Allah ciptakan semua yang kita butuhkan dan Allah menjamin rejeki hamba-hamba-Nya.
Manusia diberi rejeki semenjak di dalam kandungan. Semenjak lahir ke dunia rejeki masing-masing sudah diatur sedemikian rupa. Ketika mulai bisa jalan, mulailah ada jarak dengan rejeki. Sesudah dewasa makin ada jarak lagi dengan rejeki, karena manusia makin banyak keinginan. Inilah yang membuat jarak dengan rejeki mulai bervariasi.
Masa krisis sekarang tidak akan menghalangi jatah rejeki, hanya kreativitas yang perlu ditingkatkan dalam menjemputnya. Ketahuilah Allah memberi rejeki tidak akan pernah terhalang oleh krisis. Tidak ada yang mati karena kelaparan kecuali memang sudah waktunya. Jadi rejeki itu sudah pasti ada tidak mungkin Allah menciptakan lapar tetapi tidak disertai rejeki.
Kalau sudah patah semangat dari awal maka energi untuk berjuang dalam hidup ini tidak akan maksimal. Kita harus yakin bahwa rejeki sudah diatur dan kita harus menjemput rejeki tersebut dengan ikhtiar mencarinya. Rejeki itu tidak harus dimiliki. Misalkan ketika naik angkot kemudian ada yang membayar ongkos kita dan ketika berobat ada yang yang membantu membayar. Allahlah yang memberi karena Dia Yang Maha Tahu segalanya dan telah mengukur segala kesulitan yang datang kepada kita, maka jangan identikan rezeki dengan apa yang kita miliki.
Boleh jadi rejeki itu jalurnya tidak sesuai dengan jalur yang ditempuh kita karena Allah SWT memberi rezeki yang tidak selalu terprediksi oleh kita. Kerja di kantor A mungkin tidak menghasilkan uang tapi menghasilkan amal maka itulah rezeki kita. Seandainya Allah berkehendak, rejeki lainnya akan datang melalui sisi lain.
Orang yang kaya adalah yang kaya batinnya dan tidak takut miskin. Misalkan menjelang pensiun mengalami kepanikan karena gaji menjadi sedikit. Padahal Allah menjamin rezeki tidak hanya lewat gaji. Itu hanya salah satu jalan rezeki, maka tidak ada kata putus asa bagi seseorang yang yakin kepada Allah. Sekarang Allah melarang sesuatu yang haram tentu tidak akan mempersulit sesuatu yang halal. Kalau di negara ini tidak ada korupsi apakah para pejabat akan jatuh miskin?
Dahulu Rasul terkesan dengan seekor burung yang pergi dengan perut kosong namun terus bergerak mencari rejeki dan pulang dalam keadaan kenyang. Daya tahan kita dalam bekerja diuji agar lebih tangguh. Kesulitan akan membuat kita mengucap doa-doa terbaik dan semakin kuat terhadap ujian yang menerpa diri kita. Tidak ada masalah dalam kesulitan karena yang menjadi masalah adalah sikap kita dalam menyikapinya.
Agar rezeki menjadi lebih barokah, kita harus meningkatkan dan melipatgandakan amal. Sudah saatnya kita memperbaiki orientasi hidup kita. Inilah saat kesulitan yang menghadang. Tingkatkan kemampuan untuk bersedekah. Cari uang lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bayarlah zakat, wakaf, infak maupun sodaqoh.Hal yang seharusnya membuat kita gembira mendengar bonus adalah bagaimana supaya dengan bonus itu banyak beramal dan jangan membeli barang konsumtif. Seharusnya kelebihan rezeki adalah ladang untuk menggandeng rezeki yang lebih banyak untuk menambah amal kita.
Bergerak sesudah ini untuk hidup hemat dan menolong orang lain sebanyak-banyaknya Insya Allah makin menolong kita dalam menghadapi episode hidup ini. Krisis ini menurut orang musibah tapi menurut kita adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan di jalan Allah SWT.
Sumber : manajemenqolbu.com
0 comments: