Kidung Hujan " Kahlil Gibran "

Aku adalah benang keperakan yang dilemparkan dari langit. Alam merenggutku dan menghias lembah-lembah. Aku adalah mutiara-mutiara cantik yang jatuh dari mahkota Astarte.Putri-putri pagi mencuri mereka dan menghias ladng-ladang dengan mereka.

Aku menangis dan perbikitan tersenyum. Aku merendahkan diri,, dan bunga-bunga menegakkan kepala mereka tinggi-tinggi. Awan dan ladang adalah kekasih, dan aku adalah hamba yang di antara mereka. Aku menangis dan kupuaskan dahaga yang satu dan kuobati penyakit yang lain.

Gelegar Guntur dan sambaran petir mendahului kedatanganku. Pelangi adalah busur kemenangan di akhir perjalanan. Kehidupan di bumi ini dimulai dibawah kaki kebendaan yang marah dan berakhir di tangan kematian yang penuh damai.

Aku bangkit dari jantung danau ddan melambung tinggi dengan sayap-sayap surgawi. Ketika aku melihat sebuah keun yang cantik, aku turun dan kukecup bunga-bunganya dan kurangkul dahan-dahannya.

Dalam kesunyian kuketukkan jari-jariku yang lentik pada kaca jendela, dan ketukanku itu berbaur menjadi kidung yang dapat dipahami oleh jiwa yang peka.

Aku diperanakkanoleh panasnya udara, tetapi justru kubunuh panasnya udara itu. Demikianlah semoga seorang wanita menguasai seorang pria lewat kuasa yang ditariknya dari pria.

Aku adalah helaan nafas panjang laut.Aku adalah air mata langit. Aku adalah senyuman ladang.Demikian pulalah, kasih itu adalah helaan nafas panjang dari lautan perasaan, airmata dari langit kasih, dan senyum dari ladang jiwa.



0 comments: