Manusian adalah kekasihku, dan aku adalah yang dikasihinya. Aku menginginkannya, dan dia berkorban karena aku. Tetapi malang, aku memiliki pasangan dalam kasihnya yang menjadikan aku nelangsa dan menyiksanya, seorang istri kedua yang bernama kebendaan yang mengikuti kami kemanapun kami pergi, seorang penjaga yang terus menerus memisahkan kami.
Kucari kekasihku di desa diantara pepohonan dan ditepi danau, tapi tidak aku temukan dia. Kebendaan telah menyesatkannya dan membawanya pergi ke kota, kepada masyarakat, korupsi dan kesengsaraan.
Aku mencarinya di gedung-gedung pengetahuan dan di bait-bait hikmah, tetapi tidak aku temukan dia. Kebendaan, dia yang berpakaian debu, telah menuntunnya ke benteng-benteng keegoisan di mana tinggal sifat tidak mau diajar.
Aku mencari di ladang-ladang kecukupan diri, tetapi tidak kutemukan dia, sebab musuhku telah merantainya di goa-goa ketamakan dan hawa nafsu.
Aku memanggilnya menjelang fajar, ketika timur penuh dengan sukacita, tetapi ia tidak mendengarkanku, sebab matanya berat dengan bekas-bekas ketamakan. Aku membelainya menjelang senja ketika kegelapan menjadi kesunyian dan bunga-bunga tidur, tetapi ia tidak mau mendengarakan aku, sebab ia hanya memikirkan keprihatinan-keprihatinan hari esok.
Kekasihku mengasihi aku dan mencariku dalam karya-karyanya, tetapi ia hanya akan menemukan aku dalam karya-karya Allah. Ia ingin bersatu denganku disebuah istana kemuliaan yang ia bangun di atas tengkorak yang lemahatau dengan emas dan perak. Aku hanya akan tampak padanya dirumah sederhana yang dibangun oleh Allah di tepi sungai perasaan. Ia berusaha mengecupku dihadapan para tirani dan pembunuh, tetapi aku hanya akan membiarkannya mengecap mulutku dalam kesendirian diantara bunga-bungaan yang murni. Ia mau menjadikan penyesatan pengantara bagi kami, tetapi aku tidak menginginkan pengantara apapun selain perbuatan yang tak ternoda, perbuatan yang tidak mementingkan diri sendiri.
Kekasihku telah belajar menangis dan meratap dari musuhku, yaitu kebendaan; tetapi aku akan mengajarinya untuk menitikkan air mata permohonan yang tulus dari mata jiwanya dan menghela nafas panjang sementara ia mencari kecukupan diri. Kekasihku adalah milikku, dan aku adalah miliknya. ( Yang Terkasih)
0 comments: